MPPM ( Malam Puji Pujian Mikon)
Jumat, 10 Desember 2010
MPPM
MPPM ( Malam Puji Pujian Mikon)
Minggu, 01 Agustus 2010
Happy Birthday Opung Doli Kecilku...

1. Garam adalah kebutuhan dasar manusia. “Kebutuhan pokok untuk hidup manusia ialah: air, api, besi dan garam, terigu dan serta madu, air anggur, minyak dan pakaian.” (Sir 39:26)
2. Sebagai bumbu penyedap (seasoning) agar makanan menjadi lebih enak rasanya.“Dapatkah makanan tawar dimakan tanpa garam atau apakah putih telur ada rasanya?” (Ayb 6:6)
3. Garam merupakan sebuah bagian penting dalam korban persembahan.
- “Dan tiap-tiap persembahanmu yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah kaulalaikan garam perjanjian Allah-mu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu haruslah kaupersembahkan garam” (Im 2:13).
- “Engkau harus membawanya ke hadapan TUHAN dan imam-imam harus menaburkan garam ke atasnya dan mempersembahkannya sebagai korban bakaran bagi TUHAN” (Yeh 43:24).
4. Elisa menggunakan garam untuk memurnikan mata air di Yerikho (2Raj 2:19-22).
5. Abimelekh menaburi kota Menara-Sikhem dengan garam untukmendatangkan kutuk agar tanah gersang dan juga kutuk atas kota – setelah membunuh orang-orang (Hak 9:45; bdk Ul 29:22-23; Yer 17:6; Zef 2:9).
6. Garam sebagai tanda persahabatan permanen: perjanjian garam.
- “Segala persembahan khusus, yakni persembahan kudus yang dipersembahkan orang Israel kepada TUHAN, Aku berikan kepadamu dan kepada anak-anakmu laki-laki dan perempuan bersama-sama dengan engkau; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya; itu suatu perjanjian garamuntuk selama-lamanya di hadapan TUHAN bagimu serta bagi keturunanmu” (Bil 18:19).
- Ketika Raja Abia dari Yehuda berperang dengan Yerobeam, dia berseru di atas gunung Zemaraim: “Dengarlah kepadaku, Yerobeam dan seluruh Israel! Tidakkah kamu tahu, bahwa TUHAN Allah Israel telah memberikan kuasa kerajaan atas Israel kepada Daud dan anak-anaknya untuk selama-lamanya dengan suatu perjanjian garam?” (2Taw 13:5).
Catatan: Sebuah perjanjian (covenant atau agreement) “ditanda-tangani” oleh ke dua belah pihak dengan mencicipi garam. Kata dalam bahasa Arab untuk ‘garam’ adalah sama dengan “perjanjian” atau “pakta” (treaty) (R.H. Sykes, 1984, hal. 30).
7. Garam memiliki kualitas untuk menyembuhkan dan membersihkan.
- “Berkatalah penduduk kota itu kepada Elisa: ‘Cobalah lihat! Letaknya kota ini baik, seperti tuanku lihat, tetapi airnya tidak baik dan di negeri ini sering ada keguguran bayi.’ Jawabnya: ‘Ambillah sebuah pinggan baru bagiku dan taruhlah garam ke dalamnya.’ Maka mereka membawa pinggan itu kepadanya. Kemudian pergilah ia ke mata air mereka dan melemparkan garam itu ke dalamnya serta berkata: ‘Beginilah firman TUHAN: Telah Kusehatkan air ini, maka tidak akan terjadi lagi olehnya kematian atau keguguran bayi.’ Demikianlah air itu menjadi sehat sampai hari ini sesuai dengan firman yang telah disampaikan Elisa” (2Raj 2:19-22).
- “Kelahiranmu begini: Waktu engkau dilahirkan, pusatmu tidak dipotong dan engkau tidak dibasuh dengan air supaya bersih; juga dengangarampun engkau tidak digosok atau dibedungi dengan lampin” (Yeh 16:4).
8. Garam merupakan sebuah gambaran penghakiman. Dalam Kej 19:26 istri Lot dihakimi Allah; dia menjadi tiang garam karena tidak taat pada perintah Allah agar tidak menoleh ke belakang.
Juga dapat dikatakan bahwa garam adalah bahan pengawet. Garam mengawetkan bahan makanan supaya tidak cepat busuk, misalnya dilaburi pada daging agar tidak cepat rusak (Ingat sayur asin, ikan asin dll.). Di tempat-tempat yang beriklim panas tanpa lemari pendingin, garam masih digunakan seperti ini.
Orang-orang Semit kuno malah menggunakan garam sebagai pupuk. Dengan demikian ungkapan ‘garam bumi’ cukup alamiah -artinya wajar- apalagi kalau kita memperhatikan sebuah ayat Injil tentang garam yang sudah menjadi tawar: “Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja.” (Luk 14:35)
Dalam Mat 5:13 soal garam sebagai ‘pupuk’ sudah tidak muncul, sehingga ayat ini sudah kehilangan hubungannya dengan bidang agro. Metafora yang dikemukakan dalam Injil Matius mengacu secara lebih langsung pada realitas para murid; dengan demikian kata bumi menjadi sejajar dengan kata dunia (lihat 5:14), jadi ‘bumi’ bukan lagi berarti tanah yang dapat digarap untuk pertanian, tetapi berarti ‘kemanusiaan yang universal’.
Garam itu bersifat merasuk (penetrating), meresap. Oleh karena itu garam baik untuk menjadi bumbu penyedab dan bahan pengawet seperti diterangkan tadi.
http://sangsabda.wordpress.com/2010/06/08/garam-bumi-dan-terang-dunia/
Rabu, 17 Maret 2010
Kebaktian Padang 2010

Kamis, 25 Februari 2010
Fenomena "Gesek Kaki"

menggesek-gesekkan kaki mungkin merupakan sesuatu yang lazim, bila dilakukan secara wajar.
Rabu, 24 Februari 2010
me n my sam
.jpg)